Annonaceae
Uraian
:
Perdu sampai pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2--7, m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat. Bunga tunggal, dalam berkas, 1--2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm, putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat keeil atau mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat membengkok di ujung, garis tengah 5--10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih keabuabuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Asal usul Amerika tropis. Waktu berbunga Januari -- Desember. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir sampai tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5--7,4. Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai tanaman buah. Perbanyakan dapat dengan biji dan pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1--2 tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai setelah tanaman berumur 3--4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110--120 hari setelah berbunga. HAMA DAN PENYAKIT Hama yang umum dijumpai adalah kutu dari jenis Planococcus spp., Amblypelta spp. dan Parasa issetia spp. serta Ialat buah Dacus spp. Jenis penyakit yang penting adalah busuk akar yang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum). Penyakit pada buah adalah kanker hitam (Phomopsis spp), pembusukan (Botryodiplodia spp. dan bercak ungu Phytophthora spp). Namun demikian dapat diatasi dengan penyemprotan yang teratur menggunakan manozeb atau copper oksikhlorid.
Perdu sampai pohon, berumah satu, berkelamin banci, tinggi 2--7, m. Batang gilik, percabangan simpodial, ujung rebah, kulit batang coklat muda. Daun tunggal, berseling, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6--17 cm, lebar 2,5--7,5 cm, tepi rata, gundul, hijau mengkilat. Bunga tunggal, dalam berkas, 1--2 berhadapan atau di samping daun. Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2--2,5 cm, putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat keeil atau mereduksi. Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok. Buah majemuk agregat, berbentuk bulat membengkok di ujung, garis tengah 5--10 cm, permukaan berduri, berlilin, bagian buah dengan ujung yang melengkung, pada waktu masak sedikit atau banyak melepaskan diri satu dengan yang lain, daging buah putih keabuabuan. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Asal usul Amerika tropis. Waktu berbunga Januari -- Desember. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, terutama pada tanah berpasir sampai tanah lempung berpasir dan dengan sistem drainase yang baik pada pH 5,5--7,4. Tumbuhan ini menyukai iklim panas, tidak terlalu dingin atau banyak hujan. Tumbuh baik pada berbagai kondisi tanah yang tergenang dan beradaptasi baik terhadap iklim lembab dan panas. Tumbuhan ini tahan kekeringan dan akan tumbuh subur bila mendapatkan pengairan yang cukup. Di Jawa ditanam sebagai tanaman buah. Perbanyakan dapat dengan biji dan pencangkokan. Ditanam dengan jarak tanam 4x3 meter. Kelebatan pertumbuhan dan hasil buah dapat dijaga dengan pengaturan pengairan, pemupukan dan pemangkasan yang baik. Tanaman mulai berbuah pada umur 1--2 tahun dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak dilakukan pemangkasan. Buah lebat dicapai setelah tanaman berumur 3--4 tahun. Pemanenan dilakukan pada saat buah berwarna kekuningan atau sekitar 110--120 hari setelah berbunga. HAMA DAN PENYAKIT Hama yang umum dijumpai adalah kutu dari jenis Planococcus spp., Amblypelta spp. dan Parasa issetia spp. serta Ialat buah Dacus spp. Jenis penyakit yang penting adalah busuk akar yang disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum). Penyakit pada buah adalah kanker hitam (Phomopsis spp), pembusukan (Botryodiplodia spp. dan bercak ungu Phytophthora spp). Namun demikian dapat diatasi dengan penyemprotan yang teratur menggunakan manozeb atau copper oksikhlorid.
Nama
Lokal :
Sumatera : delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. Jawa : sarikaya, srikaya, sirkaya, surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata. Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis.
Sumatera : delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya. Jawa : sarikaya, srikaya, sirkaya, surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja. Kalimantan: sarikaya. Nusa Tenggara: sirkaya, srikaya, garoso, ata. Sulawesi: atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya, srikaya. Maluku: atisi, hirikaya, atis.
Nama Asing :
Pan li zhi (C), custard apple, sugar
apple, sweetsop (I), noinaa (T), kaneelappel, attier, pomme canalle,
zuckerapfel. NAMA SIMPLISIA Squamosae Semen (biji srikaya), Squamosae Folium
(daun srikaya).
Bagian Tanaman Srikaya Yang Digunakan :
Bagian tanaman yang dapat digunakan
sebagai obat, yaitu daun, akar, buah, kulit kayu, dan bijinya.
Indikasi :
Daun digunakan untuk mengatasi:
Batuk, demam, reumatik, menurunkan
kadar asam urat darah yang tinggi, diare,
disentri, rectal prolaps pada
anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul,
skabies, kudis, dan ekzema.
Biji digunakan untuk mengatasi :
Pencernaan lemah, cacingan, dan
mematikan kutu kepala dan serangga.
Buah muda digunakan untuk mengatasi :
Diare, disentri akut, dan gangguan
pencernaan (atonik dispepsia).
Akar digunakan untuk mengatasi :
Sembelit, disentri akut, depresi
mental, dan nyeri tulang punggung.
Kulit kayu digunakan untuk mengatasi :
Diare, disentri, dan luka berdarah.
Cara Pemakaian :
Untuk obat yang diminum, lihat cara
pemakaian. Untuk pemakaian luar, rebus daun dan airnya, lalu gunakan untuk
mencuci luka dan borok. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menggiling
bijinya menjadi bubuk, gunakan untuk membasmi kutu kepala, kutu anjing, dan
serangga. Gunakan buah masak untuk mengobati bengkak karena memar dan abses.
Borok, bisul keras
Cuci daun segar secukupnya, lalu
giling sampai halus. Tambahkan sedikit garam, lalu gunakan ramuan ini untuk menurap
borok atau bisul dan balut. Dalam sehari, ganti 2--3 kali.
Untuk Mematangkan bisul
Ambil isi buah yang sudah masak, lalu
giling halus. Tambahkan sedikit garam sambil diaduk merata, turapkan pada
bisul, lalu balut dengan kain kasa.
Tiba-tiba pingsan, Menenangkan Penderita Histeris :
Cuci daun segar secukupnya, lalu
tumbuk sampai halus. Dekatkan gilingan daun tadi pada hidung penderita agar
baunya terhisap oleh penderita.
Membasmi Kutu Anjing :
Mandikan anjing yang berkutu dengan
air rebusan daun atau biji srikaya.
Caranya, tumbuk halus daun atau biji
srikaya, tambahkan air secukupnya, lalu saring airnya dan gunakan untuk
memandikan anjing.
Untuk Mematikan kutu kepala :
Cuci biji srikaya (10 butir) dan daun
srikaya segar (1 genggam), lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit minyak
kelapa, lalu aduk merata. Turapkan pada kulit kepala, lalu bungkus dengan kain.
Setelah tiga jam, buka dan cuci sampai bersih. Jangan sampai bilasan air masuk
ke mata karena dapat menyebabkan iritasi dan meradang.
Cacingan pada anak :
Cuci daun srikaya segar (15 lembar),
lalu rebus dengan lima gelas air sampai tersisa tiga gelas. Setelah dingin,
saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing satu gelas.
Mengobati Gangguan pencernaan :
Cuci daun srikaya segar secukupnya,
giling sampai halus, lalu tambahkan minyak kelapa secukupnya. Tempelkan pada
perut.
Mengobati Diare :
Cuci kulit batang srikaya (6--10 g),
potong kecil- kecil, lalu tambahkan gula merah secukupnya. Rebus dengan empat
gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum dua kali
sehari, masingmasing satu gelas.
Mengobati Kudis :
Cuci daun srikaya segar (15 lembar),
lalu giling sampai halus. Remas dengan air kapur sirih sebanyak satu sendok teh
dan gunakan untuk menggosok kulit yang kudis. Lakukan sehari dua kali.
Catatan :
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji
buah srikaya.
Hati-hati jika minum rebusan biji,
kulit kayu, dan akar srikaya karena mengandung racun.
Hanya digunakan dibawah pengawasan herbalis
berpengalaman. (Sumber)
Informasi Timbangan Badan + Ukur Tinggi Digital silahkan baca DISINI.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Info peluang bisnis masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.
Informasi Timbangan Badan + Ukur Tinggi Digital silahkan baca DISINI.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Info peluang bisnis masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.