Penyakit Demam Tifoid (Typhoid fever) yang biasa juga disebut Typhusatau Types dalam bahasa Indonesianya, merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi
terutama menyerang bagian saluran pencernaan.

Cara Penularan Penyakit Demam Tifoid
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan
gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1). Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2). Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat
sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa,
Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga
terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak
bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4). Diare atau
Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan
penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus
justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5). Lemas, pusing,
dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing.
Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6). Pingsan, Tak
sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring
tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali
terjadi gangguan kesadaran.
Diagnosa Penyakit Demam Tifoid
Untuk ke akuratan dalam penegakan diagnosa penyakit, dokter akan melakukan
beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi,
pemeriksaan Widal dan biakan empedu.
1). Pemeriksaan
darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang mudah dilakukan di
laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran
jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia), jumlah limfosis yang
meningkat dan eosinofilia.
2). Pemeriksaan
Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap kuman
tifus. Widal positif kalau titer O 1/200 atau lebih dan atau menunjukkan
kenaikan progresif.
3). Diagnosa demam
Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu dengan ditemukannya kuman
Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering
ditemukan dalam urine dan faeces.
Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sample urine
dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita
telah benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (carrier).
Sedangkan untuk memastikan apakah penyakit yang diderita pasien adalah penyakit
lain maka perlu ada diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari,
dokter akan memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi
lain seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza,
malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).
Perawatan dan Pengobatan Penyakit Demam Tifoid
Perawatan dan pengobatan terhadap penderita penyakit demam Tifoid atau types
bertujuan menghentikan invasi kuman, memperpendek perjalanan penyakit, mencegah
terjadinya komplikasi, serta mencegah agar tak kambuh kembali. Pengobatan
penyakit tifus dilakukan dengan jalan mengisolasi penderita dan melakukan
desinfeksi pakaian, faeces dan urine untuk mencegah penularan. Pasien harus
berbaring di tempat tidur selama tiga hari hingga panas turun, kemudian baru
boleh duduk, berdiri dan berjalan.
Selain obat-obatan yang diberikan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti
demam dan rasa pusing (Paracetamol), Untuk anak dengan demam tifoid maka
pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol selama 10 hari dan
diharapkan terjadi pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan
dipersingkat. Namun beberapa dokter ada yang memilih obat antibiotika lain
sepertiampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, kotrimoksazol,
sefalosporin, dan ciprofloxacin sesuai kondisi pasien. Demam
berlebihan menyebabkan penderita harus dirawat dan diberikan cairan Infus.
Komplikasi Penyakit Demam Tifoid
Komplikasi yang sering dijumpai pada anak penderita penyakit demam tifoid
adalah perdarahan usus karena perforasi, infeksi kantong empedu (kolesistitis),
dan hepatitis. Gangguan otak (ensefalopati) kadang ditemukan juga pada anak.
Diet Penyakit Demam Tifoid
Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti
petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain :
1. Makanan yang
cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
2. Tidak mengandung
banyak serat.
3. Tidak merangsang
dan tidak menimbulkan banyak gas.
4. Makanan lunak
diberikan selama istirahat.
Untuk
kembali ke makanan "normal", lakukan secara bertahap bersamaan dengan
mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari ke-3 makanan
biasa, dan seterusnya.
Pencegahan Penyakit Demam Tifoid
Pencegahan penyakit demam Tifoid bisa dilakukan dengan cara perbaikan higiene
dan sanitasi lingkungan serta penyuluhan kesehatan. Imunisasi dengan
menggunakan vaksin oral dan vaksin suntikan (antigen Vi Polysaccharida capular)
telah banyak digunakan. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah
bisa dilakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid)
atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa
juga divaksinasi.
Informasi produk Timbangan Badan + Ukur Tinggi Digital silahkan baca DISINI.
Informasi produk Timbangan Badan + Ukur Tinggi Digital silahkan baca DISINI.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info peluang bisnis masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.