Informasi tentang lingkungan yang mengelilingi kita (baik internal maupun eksternal) diterima oleh berbagai reseptor sensorik dengan cara mentransmisikan berbagai stimulus atau rangsangan kedalam potensial aksi syaraf, kemudian akan disampaikan ke SSP untuk diproses.
Tubuh kita memiliki berbagai reseptor yang sensitif terhadap rangsang mekanik, thermal, listrik dan kimia. Tanpa proses pembelajaran yang relatif sederhana, pola yang dibangun oleh respon motorik disebut dengan refleks. Refleks ini dijalankan oleh lengkung refleks.
Respon tubuh terhadap rangsangan tidak membutuhkan tindakan yang selalu harus disadari, respon tersebut lebih kepada sensasi. Contoh yang lebih mudah adalah bila kaki kita terkena benda yang panas maka dengan spontan/refleks, kita akan menjauhkan kaki kita dari objek sumber panas. Pemeriksaan refleks dalam dunia kedokteran sangatlah penting dan merupakan salah satu pemeriksaan fungsi neurologi. Respons refleks yang abnormal dapat mengindikasikan adanya keadaan patologi yang spesifik di SSP. Refleks somatik termasuk otot rangka, sedangkan refleks autonom termasuk otot polos dan kelenjar.
Komponen lengkung refleks terdiri dari :
1. Reseptor Sensori : bereaksi terhadap suatu rangsang dan mengubahnya menjadi impuls listrik
2. Saraf Aferen (sensorik) : meneruskan informasi yang dibawa dari reseptor ke SSP
3. Area Sentral di SSP : menerima impuls sensorik dan mengubahnya menjadi impuls motorik (disinilah impuls biasanya dihambat, diteruskan atau dikembalikan)
4. Saraf Eferen (motorik) : meneruskan informasi yang keluar dari SSP ke organ efektor
5. Organ Efektor : berupa otot atau kelenjar yang memberikan respons terhadap rangsang.
Berdasarkan distribusi organ efektor di tubuh, refleks dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar yaitu :
A. Refleks Somatik
Refleks ini termasuk refleks Regang yang penting dalam mempertahankan postur, keseimbangan dan untuk pergerakan. Struktur pendukung yang penting adalah muscles spindle, yang berfungsi merelay informasi tentang derajat ketegangan otot ke SSP melalui serabut saraf sensorik. Serabut ini masuk ke medula spinalis, kemudian bercabang. Beberapa cabang membentuk sinaps dengan neuron motor, dimana cabang tersebut akan mengirimkan serabut kembali ke otot dari serabut sensorik yang sesungguhnya. Kemudian akan membentuk sinaps excitatory dan secara langsung bertanggung jawab terhadap konstraksi otot.
Refleks Somatik meliputi :
1. Refleks Achiles (Ankle Jerk Reflex)
Misal, orang yang diperiksa duduk pada sisi salah satu tempat tidur (pastikan kaki terjuntai diatas lantai), kemudian pegang telapak kaki dengan tangan non dominan, kemudian ketukkan tenton achiles secara Gently dengan menggunakan bagian lebar hammer tendon
2. Refleks Patellar (Knee Jerk Reflex)
Tes refleks patellar dimulai dengan menyuruh orang yang diperiksa duduk pada sebuah meja dengan posisi lutut fleksi (pastikan kondisi kaki harus rileks), kemudian palpasi lokasi patela (inferior dari patela). Gunakan hammer tendon,dan ketukkan tepat dibawah patela.
3. Refleks Plantar (Babinski Reflex)
Suruh orang yang kita periksa untuk melepaskan sepatu dan kaos kaki, kemudian duduklah dibangku/sisi tempat tidur. Bisa juga dilakukan dengan tidur terlentang dengan kedua tungkai sedikit eksternal rotasi. Rangsang telapak kakinya dengan ujung tajam hammer, mulai dari tumit kearah atas pada bagian sisi luar telapak kaki.
4. Refleks Biceps
- Berikan posisi fleksi pada lengan OP dan sanggah siku OP dengan tangan non dominan pemeriksaan agar tetap dalam keadaan rileks
- Tempatkan ibu jari pemeriksaan diatas tendon biceps pada area fossa antekubiti
- Pukulkan ujung hammer pada ibu jari pemeriksa
5. Refleks Triceps
- Berikan posisi fleksi pada lengan OP dan sanggah lengan bawah OP pada posisi telapak tangan pemeriksaan pemeriksa diapit oleh lengan OP. Posisi pemeriksa dibelakang OP
6. Refleks Brachioradialis
- Berikan posisi lengan OP ekstensi yang rileks diatas pangkuan, sanggahlah dengan tangan non dominant pemeriksa di daerah distal lengan OP
- Pukulkan ujung hammer pada tendon brachioradialis, yang terletak tepat di atas procesus styloid pada radius
B. Refleks Autonom
Refleks ini dimediasi oleh sistem saraf autonom dan tidak semua subjek secara sadar mengontrol kerja refleks ini. Refleks autonom ini termasuk pengaturan berbagai fungsi tubuh seperti pencernaan, peristaltik, usus, eliminasi, tekanan darah dan salivasi.
Informasi produk Timbangan Badan + Ukur Tinggi Digital silahkan baca DISINI.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info peluang bisnis masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.
Informasi produk Timbangan Badan + Ukur Tinggi Digital silahkan baca DISINI.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info peluang bisnis masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.